Jakarta - Jika biasanya ceker atau kaki ayam untuk dimakan, kreativitas baru datang dari seorang pemuda bernama Nurman Farieka Ramadhany. Bagaimana tidak, ia memilih ceker ayam sebagai material sepatu.
Ide ini muncul dari keresahannya karena banyak oknum menggunakan satwa langka untuk dijadikan material produk. Berbeda dengan ayam yang populasinya banyak.
"Ceker ayam sebenarnya motifnya seperti kulit ular dan buaya. Tapi ular dan buaya itu populasinya sedikit, tapi tidak dengan ceker ayam," kata Nurman saat dihubungi detikcom, Selasa (24/09/2019).
Sebelum konsisten menggunakan kulit ceker ayam, Nurman sudah lebih dulu mencoba kulit ikan Nila, pari, hingga kodok. Sampai saat ini, ia masih memilih kulit ceker ayam karena unik dan menarik.
Proses pengolahan ceker ayam sampai menjadi sepatu masih dilakukan manual. Kulit ceker ayam memiliki tekstur tipis dan licin, proses pelepasan kulit dilakukan dengan sangat hati-hati menggunakan serbuk abu agar tidak sobek.
Foto: Dok. Pribadi
|
Tidak semua ceker ayam bisa dijadikan bahan pembuat sepatu lho, hanya ceker yang berukuran besar agar tidak menyulitkan proses pembuatan. Dari proses pewarnaan hingga pengeringan kulit ceker, untuk menjadi sepasang sepatu dibutuhkan waktu hingga 10 hari lamanya.
"Kulit ceker dicuci bersih, terus dijemur sampai kering. Setelah itu kulit ceker dikasih warna. Terus tinggal tempel dan susun kulit sesuai pola", lanjutnya.
Untuk membuat sepasang sepatu dengan merek Hirka, Nurman membutuhkan sekitar 45 ceker. Ketersediaan ceker ayam didapatkannya dari limbah restoran siap saji yang menyajikan ayam.
Meskipun terbuat dari kulit ceker ayam, menurutnya kualitas sepatunya tidak jauh berbeda dengan sepatu berbahan kulit lainnya, karena proses pembuatan sepatu tidak berbeda dengan sepatu lainnya.
Mengingat pada rumitnya proses pembuatan, Nurman mematok harga mulai dari kisaran Rp 500.000-1 juta untuk sepatu wanita. Sedangkan sepatu pria dijualnya dengan harga Rp 1 juta-2 juta. Dari situlah ia berhasil meraup omzet sekitar Rp 60 juta per bulan.
Foto: Dok. Pribadi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar